Ramadan Reality Check: Burnout or Speed Up

Judul di atas yang dipinjam dari Blog “Muslim Words” (reposted) merepresentasikan pandangan dalam Blog ini. Ramadhan sejatinya bukan arena perlombaan sesaat. Ada tujuan jangka menengah dan panjang yang hendak diraih, yakni perubahan kebiasaan dan karakter.

Seseorang tidak dikatakan berhasil menjalankan shaum hanya dengan menahan lapar dan dahaga di siang hari kemudian berlanjut shalat malam tetapi ketika seluruh aktivitasnya itu berkontribusi pada peningkatan kebiasaan baik yang kemudian berujung pada penguatan karakter kesalihan. Makan suhur dan berbuka tentu tidak sekadar memindahkan waktu makan dan pola diet tapi lebih sebagai upaya menyeimbangkan antara kebutuhan dan keinginan duniawi, dalam hal ini adalah makanan. Shaum yang merupakan ibadah tak kasat mata tentu melatih integritas kita atas dasar kebersamaan dengan al-Khaliq. Begitu seterusnya. Pada titik inilah sebetulnya Ramadhan tiap tahun kita amalkan sebagai ikhtiar shalih menggapai perbaikan secara perlahan tapi jelas progress-nya. In syaa Allah.

Muslim Words

For me, the weeks and days leading up to Ramadan are filled with hope, enthusiasm and determination. I look forward to the days and nights of tranquility, and a sense of unity among the ummah, worldwide. I long for the shayateen to be locked up, so that I can begin my soul searching and be steadfast in my worship. Just the thought of having the chance to improve myself and gain both reward and forgiveness seems to relieve my heart and make me happy.

View original post 652 more words

Leave a comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.